Metode pencatatan akuntansi merujuk pada cara untuk mencatat transaksi keuangan dan menyiapkan laporan keuangan dalam sebuah perusahaan. Pada umumnya, terdapat dua metode pencatatan akuntansi yang sering digunakan, yaitu cash basis (basis kas) dan accrual basis (basis akrual). Kedua metode ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri sehingga pengusaha dapat memilih metode mana yang ingin mereka gunakan tergantung pada kebutuhan bisnis mereka sendiri.
Metode cash basis adalah metode pencatatan yang mengakui pendapatan dan pengeluaran ketika terjadinya transaksi sesuai dengan arus kas real-time atau singkatnya, metode ini adalah metode yang hanya mencatat transaksi saat ada penerimaan maupun pengeluaran kas.
Sebagai contoh, Ibu Tina menagih pembayaran kepada client sebesar Rp100.000,- pada tanggal 13 April, sedangkan Ibu Tina baru menerima pendapatan atas tagihan yang dilakukannya pada tanggal 10 Mei. Maka dari itu, ibu Tina akan melakukan pencatatan pendapatan pada bulan Mei saat pendapatan diterima dan bukan pada bulan April saat penagihan pembayaran.
Ibu Tina mencatat pendapatan pada tanggal 10 Mei saat pembayaran diterima,
10/05 Kas Rp100.000,-
Pendapatan Rp100.000,-
Metode pencatatan cash basis banyak diterapkan oleh pengusaha dengan usaha kecil menengah dikarenakan proses pembukuannya yang sederhana dan mudah diterapkan. Hal ini juga akan mempermudah dalam melacak uang yang masuk dan keluar dari rekening bank karena tidak tercampur dengan pencatatan hutang piutang.
Metode accrual basis adalah metode pencatatan yang tetap akan mengakui adanya transaksi walaupun kas belum diterima.
Sebagai contoh, Ibu Tina menagih pembayaran kepada client sebesar Rp100.000,- pada tanggal 13 April, sedangkan Ibu Tina baru menerima pendapatan atas tagihan yang dilakukannya pada tanggal 10 Mei. Maka dari itu, ibu Tina akan mengakui pendapatan ketika terjadinya transaksi pada bulan April saat terjadinya transaksi,
13/04 Piutang Rp100.000,-
Pendapatan Rp100.000,-
dan ibu Tina juga akan mencatat penerimaan kas pada bulan Mei saat pembayaran diterima:
10/05 Kas Rp100.000,-
Piutang Rp100.000,-
Metode pencatatan accrual basis banyak diterapkan di perusahaan karena metode ini mencatat dengan lengkap segala jenis transaksi dan sangat tepat untuk menilai kondisi finansial perusahaan.
Secara keseluruhan, jumlah pencatatan akuntansi dengan metode cash basis maupun accrual basis akan tetap menghasilkan angka yang sama. Perbedaan keduanya hanyalah pada waktu pencatatan transaksi.
Kedua metode pencatatan akuntansi ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Cash basis lebih sederhana dan mudah dipahami, namun tidak memberikan gambaran yang akurat tentang keuangan perusahaan. Sedangkan accrual basis memberikan gambaran yang lebih akurat tentang keuangan perusahaan, namun lebih kompleks dan memerlukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai akuntansi.
Menurut UU 28 tahun 2007 Pasal 28 Ayat (5), “Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual dan stelsel kas” atau dengan kata lain, pembukuan yang dilakukan oleh Wajib Pajak boleh menggunakan cash basis maupun accrual basis. Namun dalam pencatatan cash basis, penghitungan akan penghasilan dapat menjadi tidak jelas karena besarnya penghasilan dari tahun ke tahun dapat disesuaikan dengan mengatur penerimaan dan pengeluaran kas. Oleh karena itu, penghitungan Pajak Penghasilan yang menggunakan cash basis harus memperhatikan:
Written by: Graciella Felicia - Agent of Artax 2023
Artikel ini merupakan pandangan pribadi tim penulis dan tidak mencerminkan pendapat resmi perusahaan kami.
At Artax, we're dedicated to providing unparalleled tax consultation services. Let us help you smoothen the complex Indonesian tax system with expertise and precision.