Perlu kita ketahui bahwa penyusutan dan amortisasi merupakan dua hal yang berbeda. Berdasarkan PSAK 17, penyusutan dapat diartikan sebagai pengalokasian jumlah suatu aset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi.
Amortisasi sendiri adalah sebuah proses dari pelunasan utang yang dilakukan dalam kurun waktu ataupun periode tertentu dan tentunya dikerjakan secara bertahap. Secara perpajakan, penyusutan sendiri telah diatur dalam Undang - Undang Pajak Penghasilan Pasal 11, sedangkan amortisasi diatur dalam Undang - Undang Pajak Penghasilan Pasal 11A.
Dalam artikel ini, kita akan membahas dua metode penyusutan fiskal yaitu metode garis lurus dan saldo menurun yang umum digunakan dalam perpajakkan. Kita juga akan menjelaskan konsep masing-masing metode, perbedaan antara keduanya, serta kapan situasi terbaik untuk menerapkan masing-masing metode ini dalam praktik akuntansi. Sebelum masuk kepada penyusutan fiskal lebih mendalam, kita perlu mengetahui konsep dari metode garis lurus dan saldo menurun:
Metode garis lurus adalah metode yang paling sederhana dan mudah dipahami. Dalam metode ini, aset diasumsikan mengalami depresiasi dengan tingkatan yang tetap selama masa pakai suatu perusahaan. Hal ini menandakan bahwa jumlah penyusutan yang dicatat setiap tahunnya sama dan tidak pernah berubah.
Metode saldo menurun mengasumsikan bahwa aset cenderung mengalami depresiasi yang lebih besar pada awal masa pakai dan depresiasi yang lebih kecil saat mendekati akhir masa pakai. Dalam metode ini, penyusutan dihitung berdasarkan saldo buku aset yang tersisa pada setiap akhir periode penyusutan. Konsep dari metode ini adalah bahwa semakin lama penggunaan suatu aset, maka semakin sedikit depresiasi yang terjadi.
Suatu perusahaan membeli mesin senilai Rp 150.000.000 dan nilai sisa Rp. 10.000.000 dengan masa pakai 5 tahun
Penyusutan setiap tahun ? (Rp. 150.000.000 - Rp. 10.000.000) / 5 tahun = Rp. 28.000.000/tahun
Tarif penyusutan = 100%/5 x 2 = 40%
*langsung dikurangkan dengan nilai sisa di tahun terakhir
Berdasarkan Pasal 11 Ayat (6), telah diatur tarif penyusutan dari harta berwujud:
Ada beberapa perbedaan penting antara metode penyusutan garis lurus dan saldo menurun:
Suatu perusahaan kerap kali bingung dalam menentukan metode penyusutan untuk suatu aset yang mereka miliki, Keputusan untuk menggunakan metode penyusutan garis lurus atau saldo menurun akan tergantung pada berbagai faktor, termasuk sifat aset, tujuan perusahaan, peraturan pajak, dan preferensi manajemen. Berikut beberapa pertimbangan untuk memilih metode yang tepat:
Penyusutan fiskal adalah langkah penting dalam akuntansi yang membantu perusahaan mencatat depresiasi aset tetap mereka. Dalam praktiknya, perusahaan harus mempertimbangkan dengan cermat pilihan metode penyusutan yang paling sesuai dengan situasi mereka, sambil mematuhi peraturan pajak yang berlaku. Sebagai akuntan atau profesional keuangan, penting untuk memahami kedua metode ini dan menggunakan yang paling relevan dan menguntungkan bagi perusahaan Anda. Dengan pemilihan metode yang tepat, perusahaan dapat
Written by: Nicholas Soesilo - Agent of Artax
Artikel ini merupakan pandangan pribadi tim penulis dan tidak mencerminkan pendapat resmi perusahaan kami.
At Artax, we're dedicated to providing unparalleled tax consultation services. Let us help you smoothen the complex Indonesian tax system with expertise and precision.